JOMBANG, bangjo.co.id
Setiap tahun tradisi Grebeg Kue Apem dilakukan dengan khidmat di Kota Jombang. Hari ini Rabu (26/02/2025) Pemkab Jombang beserta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Jombang adakan acara Grebeg Kue Apem,16 arak arakan tumpeng kue apem dan satu tumpeng kue apem raksasa berada di alun-alun Jombang.
Kue-kue apem yang telah disiapkan dalam jumlah besar kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir.
Meskipun zaman terus berubah, tradisi Grebeg Kue Apem tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa Timur. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya kepercayaan dan kecintaan mereka terhadap budaya dan tradisi leluhur.
Grebeg Kue Apem bukan hanya sekadar acara seremonial, namun juga menjadi bagian dari identitas budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga.
Grebeg Kue Apem adalah salah satu tradisi budaya yang kaya makna dan simbolisme di Kabupaten Jombang. Melalui tradisi ini, terbentuklah kebersamaan dan persatuan yang kuat di antara masyarakat. Dengan menjaga dan merayakan tradisi ini, kita turut memperkaya warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.
Jajanan kue apem dibentuk menyerupai gunungan, selanjutnya diarak dari kantor Pemkab Jombang menuju ke Alun-alun Jombang . Ribuan pelajar turut mengarak gunungan apem tersebut.
Ada 12 gunungan berisi ribuan kue apem, yang satu di antaranya gunungan apem raksasa yang dibagikan secara gratis untuk masyarakat.
“Ini merupakan tradisi tiap tahun menyambut Bulan Suci Ramadan,” kata Wabup Jombang M Salmanudin.
M. Salmanudin mengungkapkan apem sebagai tradisi ‘megengan’ menandai awal bulan puasa. Apem memiliki makna bagus. Diambil dari bahasa Arab Afwan yang artinya permintaan maaf.
”Apem dari Bahasa Arab Afwan. Artinya permohonan maaf, karena orang Jombang, maka jadi apem,” ungkapnya.
“Saya ucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini, para Ulama tokoh masyarakat, jajaran organisasi islam, komunitas budaya serta seluruh masyarakat Jombang yang telah bekerja keras demi kelancaran acara Grebeg Apem”, lanjutnya.
Dan berharap tidak ada perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan dengan saling menghormati perbedaan,persatuan lebih diutamakan jangan sampai perbedaan dalam penentuan awal bulan Ramadhan menjadi penyebab perpecahan.
“mari kita jaga Ramadhan agar tetap kondusif, kita sambut bulan suci Ramadhan ini dengan hati yang bersih dan niat yang tulus” pungkasnya.
Acara puncak ditandai dengan pemukulan Gong oleh Wakil Bupati Jombang M. Salmanudin, dan pengunjung berebut tumpeng kue Apem.