JOMBANG, bangjo.co.id
Suasana panen raya yang berlangsung di berbagai wilayah di Kabupaten Jombang telah membawa harapan besar bagi para petani. Produksi pertanian yang meningkat menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat desa. Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Jombang pun mendapat apresiasi luas atas upayanya dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Namun di balik kegembiraan panen raya, tantangan besar masih membayangi para petani. Ancaman tengkulak yang kerap membeli hasil panen dengan harga jauh di bawah standar serta cuaca ekstrem yang makin sulit diprediksi menjadi persoalan serius yang harus dihadapi dengan kewaspadaan tinggi.
Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Peterongan, Sutrisno, mengungkapkan kekhawatirannya. “Panen memang melimpah, tapi harga gabah seringkali dimainkan oleh tengkulak. Kalau tidak hati-hati, petani bisa tetap rugi meski hasilnya banyak,” ujarnya saat ditemui di sela panen raya, Senin (7/4/2025).
Selain itu, perubahan iklim yang drastis membuat siklus pertanian menjadi lebih rentan. Cuaca yang tidak menentu, mulai dari hujan lebat mendadak hingga kekeringan panjang, meningkatkan risiko gagal panen. Untuk itu, sektor pertanian dituntut terus berinovasi, mulai dari penerapan teknologi pertanian modern, sistem irigasi yang adaptif, hingga penguatan edukasi kepada para petani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Bambang Supriyono, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya memberikan pendampingan kepada petani agar lebih siap menghadapi berbagai risiko.
“Kami mendorong petani untuk lebih mandiri, memahami manajemen hasil panen, dan mengakses program perlindungan harga melalui koperasi dan BUMDes. Selain itu, antisipasi cuaca ekstrem menjadi bagian penting dari pelatihan pertanian berkelanjutan yang rutin kami lakukan,” terangnya.
Bambang menambahkan, keberhasilan panen saat ini harus menjadi momentum untuk memperkuat sektor pertanian secara menyeluruh, bukan hanya bergantung pada hasil panen musiman. “Kita ingin membangun pertanian yang bukan hanya produktif, tapi juga resilien terhadap perubahan zaman,” imbuhnya.
Pakar pertanian dari Universitas Darul Ulum Jombang, Dr. Rina Astuti, menegaskan pentingnya dukungan semua pihak. Menurutnya, pertanian adalah sektor strategis yang menjadi kunci ketahanan pangan nasional. “Kalau petani kuat, desa hidup, dan kota pun akan merasakan manfaatnya. Ini soal keberlanjutan hidup dan martabat bangsa,” jelasnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, dan para petani sendiri, sektor pertanian diharapkan tidak hanya mampu bertahan dari berbagai ancaman, tetapi juga berkembang menjadi tulang punggung ekonomi daerah yang kokoh dan berkelanjutan.(Ad1)