Ingin Tahu Sebab Perdarahan Selama Kehamilan Dini? Kenali di Sini!

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Perdarahan ringan di awal masa mengandung cukup umum. Penyatuhan sel telur yang sudah dibuahi dengan dinding rahim berlangsung sekitar 6 sampai 12 hari.

Setelah fertilisasi, bisa saja terjadi sedikit perdarahan yang bertahan hingga beberapa hari. Frekuensinya pada kehamilan awal berkisar antara 25%, dan kondisi ini kadang membutuhkan pertolongan medis cepat.

PAFI dengan alamat website


https://pafikotaselatan.org


Merupakan salah satu institusi kesehatan utama di Indonesia yang sungguh prihatin akan keadaan kesejahteraan penduduknya. Ikatan Apoteker Indonesia bertujuan menciptakan suatu masyarakat sejahtera berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 lewat peningkatan mutu layanan kesehatan beserta partisipasi aktif dari pakar-pakar farmasi.

PAFI Health Organization secara proaktif menyediakan pendidikan untuk publik tentang akar masalah perdarahan selama kehamilan dini dan juga menyarankan jenis obat apa saja yang dapat diambil oleh mereka yang mengalaminya.


Apakah Anda ingin mengetahui apa saja sebab perdarahan ketika sedang mengandung di awal kehamilan?

Secara umum, pendarahan pada masa awal kehamilan merupakan sesuatu yang wajar. Akan tetapi, bisa juga terjadi kehamilan ektropik dimana embrio berkembang diluar rongga rahim dan ini ditandai dengan adanya noda atau perdarahan ketika sedang mengandung. Jika kondisi tersebut tidak tertangani, maka akan berbahaya bagi bayi maupun sang ibu. Beberapa sebab potensial dari pendarahan dalam trimester pertama kehamilan antara lain termasuk sebagai berikut:


Perdarahan implantasi

Perdarahan implantasi merupakan salah satu alasan utama mengapa ada flek darah ringan di awal masa kehamilan. Hal tersebut timbul saat embrio melekat pada lapisan rahim, biasanya antara 6 hingga 12 hari pasca pembuahan. Pendarahan ini lazimnya sedikit, dengan warna pink atau cokelat, serta bersifat sementara. Walaupun demikian, meski perdarahan implantasi relatif aman, tetaplah krusial untuk dapat mendeteksinya secara benar agar bisa dibedakan dari situasi medis lain yang lebih parah.


Perubahan hormonal yang terjadi saat hamil

Fluktuasi hormonal di awal kehamilan bisa mengakibatkan pendarahan ringan. Biasanya kondisi tersebut tidak membahayakan dan cenderung hilang dengan sendiri. Akan tetapi, apabila pendarahan terus berlangsung atau disertai tanda-tanda lain, dianjurkan untuk mendapatkan pertolongan medis secara cepat.


Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang sudah berhasil dibuahi melekat di luar rahim, umumnya pada saluran tuba falopi. Ini adalah kondisi darurat medis sebab bisa memicu robekan pada tuba falopi dengan risiko potensial mengancam jiwa. Ciri-cirinya meliputi perdarahan dari vagina, rasa sakit hebat di bagian perut, serta mungkin pusing atau hampir pingsan.


Kehamilan mola atau kehamilan dengan kista granoa

Kehamilan mola merupakan suatu situasi tidak normal dimana struktur yang semestinya berubah menjadi embrio malah berkembang menjadi jaringan tak biasa mirip buah anggur. Ciri-cirinya meliputi pendarahan pada organ intim wanita, rasa mual ekstrem, serta perut ibu hamil yang terlihat lebih besar dibandingkan dengan masa kehamilan saat itu. Keadaan tersebut penting mendapat pengobatan medis guna mencegah timbulnya masalah tambahan.


Kondisi medis lainnya

Faktor terakhir yang menyebabkan perdarahan pada masa awal kehamilan adalah hadirnya masalah kesehatan lain. Berbagai gangguan kesehatan tambahan, misalnya penyakit berbahaya yang mengganggu proses koagulasi darah, bisa menaikkan kemungkinan pendarahan sepanjang masa bunting.


Apakah ada informasi tentang jenis-jenis obat yang sesuai untuk menangani pendarahan pada kehamilan awal?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) sudah menjalankan studi lebih jauh tentang aspek pendarahan pada kehamilan awal. Beberapa tipe obat berikut seringkali dipakai untuk memperkecil gejala perdarahan selama masa kehamilan dini dan juga mendukung pengaturan situasinya di antaranya termasuk:

Asam traneksamat


1. Asam traneksamat

Asam traneksemat merupakan obat yang diberikan untuk mencegah pendarahan dengan mekanisme memperkuat proses koagulasi darah. Akan tetapi, pemakaian di kalangan wanita hamil masih terbatas dalam pengetahuan medis, oleh karena itu harus dikonsumsi berdasarkan anjuran seorang apoteker serta melalui pertimbangan matang tentang potensi kerugian dan keuntungan dari pengobatan tersebut.


2. Asam mefenamat

Obat anti-peradangan bukan steroid (NSAID) ini bisa membantu meredakan rasa sakit dan inflamasi. Akan tetapi, pemakaiannya di trimester awal sebaiknya dilakukan secara cermat karena dikategorikan sebagai kategori C oleh FDA, artinya obat baru boleh dipakai bila keuntungannya jauh melebihi bahayanya.


3. Parasetamol

Paracetamol merupakan obat terbaik bagi ibu hamil dalam menanganai rasa sakit rendah sampai sedang sepanjang masa kehamilan, bahkan di semester awal. Akan tetapi, konsumsi ini perlu dilakukan berdasarkan anjuran takaran dan juga melalui pembicaraan bersama petugas farmasi.

Di luar pemakaian obat, ada pilihan lain untuk menekan perdarahan pada masa awal kehamilan yaitu dengan tidur dan beristirahat secukupnya serta menggunakan pembalut. Pembalut membantu melacak volume darah yang keluar sambil menjaga jarak dari tampon. Sangat disarankan terus berkonsultasi dengan apoteker demi mendapat anjuran obat yang pas bagi kondisi Anda.

Peroleh data medis dan jasa apotek tanpa biaya dengan mampir ke sini.


pafikotaselatan.org


melalui smartphone Anda.